Indonesia
memiliki perairan yang sangat luas dan berpotensi besar untuk pengembangan
industri perikanan berbasis rumput laut. Pada saat ini rumput laut menjadi
salah satu komoditas andalan Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan program
industruialisasinya. Dengan demikian pengembangan industri
rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Hal ini juga disebabkan
karena tehnik pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dikuasai oleh
masyarakat, sehingga usaha tersebut dapat dilakukan secara masal. Disamping itu
permintaan terhadap rumput laut dan produk olahannya baik di pasar domestik
maupun internasional selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut
dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu : Rhodophyceae (ganggang merah),
Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), Cyanophyceae
(ganggang biru hijau). Beberapa jenis rumput laut yang memiliki nilaia ekonomi
dan sudah banyak diperdagangkan diantaranya Eucheuma sp, Gracillaria sp, Hynea
sp, Gelidium sp, dan Sargassum sp. Dari jenis-jenis tersebut, hanya jenis
Eucheum sp dan Gracilaria sp yang umum dibudidayakan di wilayah perairan Indonesia.
Ciri-ciri rumput Laut yang umum dibudidayakan di
Indonesia:
1. Eucheuma cottoni
- Penghasil karaginan jenis kappa karaginan berupa jelly yang bersifat kaku, getas dan keras
- mempunyai thallus silindris, permukaan licin, cartilogeneus
- Keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah
- Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk sederhana sampai kompleks
- Duri-duri pada thallus runcing memanjang, agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari thallus
- Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan ke daerah basal (pangkal)
- Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram
- Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari
- Tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu (reef). Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati
- Memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesa
- Sentra budidaya di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat
- Penghasil karaginan jenis iota karaginan yang berupa jelly yang bersifat lembut, fleksibel dan lunak
- Memiliki ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan Eucheuma cottoni
- Thallus bergerigi
- Thallus ada yang berbentuk bulat, silindris atau gepeng bercabang-cabang
- Rumpun terbentuk oleh berbagai sistem percabangan ada yang tampak sederhana berupa filamen dan ada pula yang berupa percabangan kompleks
- Tingginya dapat mencapai 30 cm
- Tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada karang yang mati
- Memerlukan sinar matahari untuk dapat melakukan fotosintesis
- Sentra Budidaya di Bali
- Bersifat agarofit yaitu jenis rumput laut penghasil agar-agar
- Mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun
- Bentuk thallus (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil
- Diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm
- Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar