Blognya Penyuluh Perikanan

Selamat Datang di Media Penyuluhan Perikanan, Media Silaturahmi Penyuluh Perikanan

Senin, 13 Agustus 2012

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PENYULUHAN PERIKANAN BERDASARKAN MODEL KOMUNIKASI

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari hubungan dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hubungan antara manusia itu sendiri memerlukan suatu proses yang sering disebut komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator.

Pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang memerlukan dukungan proses komunikasi. Begitupun juga dalam proses penyuluhan dimana tujuan akhirnya adalah merubah pengetahuan, keterampilan, dan sikap sasaran agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup, maka peran komunikasi menjadi sangat penting.

Terdapat beberapa model komunikasi menurut para ahli, diantaranya; model linear, dimana komunikasi sebagai aksi, model interaksional dimana komunikasi sebagai interaksi, dan model transaksional dimana komunikasi sebagai transaksi. 

      1. Komunikasi Model Linear. 

Komunikasi model linear sebagai mana dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver, berasumsi bahwa pesan dikirimkan oleh suatu sumber kepada penerima melalui saluran. Sumber tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang dikirim  dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam sebuah interaksi. Komunikasi model linier ini juga melibatkan gangguan (noise) yang merupakan hal yang tidak termasuk kedalam sumber informasi. Ada 4 jenis gangguan pada model komunikasi liner ini, yaitu: gangguan semantik, gangguan fisik (eksternal), gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis. 

2. Komunikasi Model Interaksional 

Model komunikasi interaksional ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Bila dalam model komunikasi linier, seseorang hanyalah berperan sebagai pengirim atau penerima, maka pada model komunikasi interaksional ini juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima. Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.

      3.  Komunikasi Model Transaksional
      
    Model komunikasi transaksional ini dikemukakan oleh Barnlund. Dia menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Model komunikasi transaksional berarti bahwa proses komunikasi tersebut kooperatif, baik pengirim maupun penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.

Bila didasarkan pada model – model komunikasi yang ada, maka penggunaan media dalam penyuluhan perikanan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yakni; penggunaan media berdasarkan model komunikasi konvensiaonal, dan penggunaan media berdasarkan model komunikasi partisipatif.

1. Penggunaan Media Penyuluhan Berdasarkan Model Komunikasi Konvensional/Model Komunikasi    Linear.

Media adalah saluran (“medium”) untuk menyampaikan informasi /pesan dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Tujuannya adalah pesan sampai kepada komunikan (penerima) sesuai dengan yang dimaksud oleh komunikator (sumber informasi) untuk bisa mempengaruhi penerima informasi (perubahan perilaku tertentu).
Model komunikasi konvensional menetapkan isi pesan dan media yang dipergunakan, lebih dalam rangka pencapaian tujuan komunikasi si pemberi pesan. Proses yang dikembangkan adalah satu arah dengan umpan balik hanya sebagai cara   memeriksa apakah pesan telah
diterima dengan baik.
Bisa saja model komunikasi konvensional menggunakan media yang penggunaannya secarapartisipatif, namun hakekatnya tetap sama yaitu menyampaikan pesan/informasi yang ditetapkan secara sepihak. Misalnya: menyampaikan materi pengenalan sebuah teknologi perikanan yang baru dengan menggunakan media poster sebagai bahan diskusi, tetapi bertujuan untuk ’mengarahkan’ peserta agar menerima teknologi itu.  Ini berarti media yang dikembangkan hanya merupakan alat untuk mengefektifkan ’penyuluhan’ terkait dengan teknologi baru tersebut.

2. Penggunaan Media Penyuluhan Berdasarkan Model Komunikasi Partisipatif/Model Komunikasi Interaksional

Komunikasi dalam paradigma partisipatoris adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis masalah, mengidentifikasi penyelesaian, dan melaksanakannya. Komunikasi bukanlah menginformasikan atau mempromosikan sesuatu agar publik tertarik, melainkan membangun suatu pemahaman tentang kehidupan dan lingkungan melalui penggunaan pengetahuan dan informasi yang relevan.
Tujuan komunikasi bukanlah agar pesan dan informasi pembangunan diterima masyarakat, melainkan memotret realitas yang perlu diperbaiki  melalui proses pembangunan. Dengan begitu, media digunakan bukan sekedar menyampaikan informasi, melainkan lebih memprioritaskan pada membangun proses komunikasi dialogis.  Media yang demikian seharusnya memungkinkan masyarakat berpartisipasi aktif dalam menyampaikan pengalaman, pikiran, dan pendapatnya.