Blognya Penyuluh Perikanan

Selamat Datang di Media Penyuluhan Perikanan, Media Silaturahmi Penyuluh Perikanan

Kamis, 18 Desember 2014

RAINBOW : IKAN CANTIK NAN EKSOTIK

Ikan Rainbow atau yang sering disebut ikan pelangi, merupakan salah satu ikan air tawar yang berasal dari tanah Papua. Selain warnanya yang cantik, ikan ini memiliki sifat ramah sehingga bisa dicampur dengan jenis ikan lainnya dalam satu akuarium.
Ikan pelangi sebenarnya memiliki beberapa jenis, yaitu :  rainbow bosemani, merah atau glossolepis incises; rainbow neon, frukata, threadfish dan rainblow celebes. Yang berjenis merah bisa ditemukan di daerah Danau Sentani dan beberapa pulau lain di daerah Papua dan negara tetangganya, Papuan Nugini. Pertama kali ditemukan tahun 1908 oleh Weber, rainbow merah juga bersifat pendamai sehingga tepat untuk peliharaan akuarium.
Kualitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 derajat celcius. pH air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapat hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 6 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing rambut atau cuk.

Parameter Ikan Rainbow
Suhu : 22-26 derajat celcius
pH : 7 - 7,8
Oksigen : >4
Jumlah Telur : 150 - 200
Umur Indukan : > 6 bulan

Membedakan jantan dan betina

Ikan akan mulai memijah setelah berumur minimal 6 bulan dengan ukuran sekitar 5-7 cm. selama memijah, rainbow bosemani jantan akan menunjukan warna lebih cerah dengan sirip-sirip agak kemerahan, dibanding betina warnanya sedikit pucat dan tubuhnya lebih kecil hanya lebih gemuk dibagian perutnya.

Persiapan induk
Untuk mendapatkan indukan, peliharalah beberapa ikan rainbow dalam satu kolam semen atau akuarium. setelah ikan matang kelamin sekitar umur 6 bulan. pilih indukan yang berkualitas dan pindahkan ke bak pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1:1 atau 1:2.

Bak pemijahan
  • Ikan dapat dipijahkan di akuarium, kolam semen maupun bak fiberglass. ukuran akuarium yang digunakan biasanya 80x40x40, sedangkan bak semen bisa memakai ukuran 2x1 meter dengan ketinggian air sekitar 40 cm.
  • jumlah pasangan disesuaikan dengan ukuran bak pemijahan. normalnya, setiap pasang dapat dipijahkan dalam setiap 10 liter air.
  • di dalam bak pemijahan harus diberi tanaman air atau alat peletak telur yang terbuat dari tali rafia.
Pakan
Selama di bak pemijahan, ikan diberi pakan pelet dan beragam pakan hidup seperti artemia, kutu air, dan cacing sutera.

Proses pemijahan
  • Ikan ini biasa memijah di malam hari. kadang tidak diketahui prosesnya, karena biasanya telur sudah berserakan di sekitar tanaman air atau alat peletak telur buatan. oleh karena itu, tanaman air dan alat peletak telur buatan harus sering diperiksa, apakah sudah ada telur-telur di sekitarnya.
  • Bila sudah banyak telur menempel di tanaman air atau alat peletak telur buatan maka induk harus segera dipindahkan ke aquarium lain agar tidak memakan telur-telurnya.
  • telur akan menetas 5 hari setelah pembuahan. anak-anak ikan yang baru menetas masih memiliki kuning telur di perutnya sebagai makanan cadangan selama 4-5 hari.
Pembesaran Benih
  • Benih ikan dapat diberi makan berupa infusoria sampai usia 2 minggu. selama 2 minggu tersebut pakan dapat diselingi dengan emulsi kuning telur. lewat dari 2 minggu, anakan dapat mulai diberi makan kutu air dan cacing sutera. setelah berumur 1 bulan, anakan sudah dapat dibiasakan dengan pakan berupa pelet yang dihaluskan.
  • selama pembesaran benih, prose penyiponan harus dilakukan setiap kali terlihat banyak kotoran di aquarium. saat melakukan penyiponan, aerator harus dimatikan untuk menghindari anakan tersedot keluar.
Sumber : www.alamikan.com

BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC

Secara ekonomis, usaha budidaya lele sangat menguntungkan serta tidak membutuhkan perawatan yang tidak terlalu rumit. Kebutuhan pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar yaitu berkisar antara 80-85% dari total biaya produksi. Saat ini komponen terbesar biaya produksi dikarenakan mahalnya harga pakan sehingga menjadi kendala. Oleh karena itu, melalui teknologi bioflok yang mampu mengolah limbah untuk meminimalkan limbah sekaligus mendaur ulang limbah menjadi pakan merupakan jalan keluar dalam menciptakan budidaya ikan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, efisien dalam penggunaan air maupun pakan, dapat meminimalisir limbah buangan budidaya sesuai persyaratan CBIB serta menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan.
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan (flok). Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan aktivitas mikroorganisme (seperti bakteri).
Keuntungan penerapan teknologi bioflok antara lain : seedikit pergantian air (efisien dalam penggunaan air); tidak tergantung sinar matahari; padat tebar lebih tinggi (bisa mencapai 3.000 ekor/m3); produktivitas tinggi; efisiensi pakan (FCR bisa mencapai 0,7); efisiensi dalam pemanfaatan lahan; membuang limbah lebih sedikit; ramah lingkungan.
Beberapa persyaratan umum dalam penerapan teknologi bioflok : konstruksi kolam harus kuat (beton, terpal, fiber); kedisiplinan dan ketelitian yang tinggi; perlu keuletan; perlu peralatan untuk aerasi dan pengadukan; pemahaman terhadap teknologi budidaya.

 

TEKNIS BUDIDAYA IKAN LELE INTENSIF DENGAN BIOFLOK

Persiapan kolam
  1. Melakukan pengeringan dan desinfeksi dengan menggunakan kaporit 10%.
  2. Mengisi air kolam sampai ketinggian air 80-100 cm.
  3. Memasang peralatan (pompa beserta perlengkapannya).
  4. Perlakuan (treatment) air dilakukan dengan cara :
    • kapur tohor 100 gr per m3; kaptan 200 gr per m3; mill 150 gr per m3. 
    • Garam krosok (non-iodium) ; 3 kg per m3 air.
    • Probiotik 5 cc per m3. Jenis probiotik yang digunakan adalah bakteri heterotrof antara lain Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus megaterium, Bacillus polymyxa.
    • Molase (tetes tebu) sebanyak 100 cc per m3 atau gula pasir 75 gr per m3.
    • Kemudian air dibiarkan selama 7 hari atau air terlihat berubah warna atau terasa lebih licin.
    • Kolam siap ditebar.
  5. Melakukan pengadukan dan aerasi. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan blower 100 wattyang dapat dimanfaatkan untuk 6 unit kolam bundar yang dipasang mulai dari awal pemeliharaan.

Penebaran benih
Benih lele yang ditebar berukuran 7-8 cm (SNI Nomor 01-6484.2-2000) dengan padat tebar 1.000 ekor/m2.

Manajemen pakan
Setelah benih ditebar ke dalam kolam, selanjutnya benih dipuasakan selama 2 hari untuk proses adaptasi dengan lingkungan baru sambil menunggu isi lambung bener-bener kosong/bersih.

Program Pakan untuk Ikan Lele








 Sumber : Direktorat usaha Budidaya