Blognya Penyuluh Perikanan

Selamat Datang di Media Penyuluhan Perikanan, Media Silaturahmi Penyuluh Perikanan

Rabu, 10 Juli 2013

METODE BUDIDAYA RUMPUT LAUT


Budidaya rumput laut tergolong usaha yang rendah modal, rendah teknologi, proses produksi relative singkat serta pangsa pasar masih terbuka. Sampai saat ini sebagian besar hasil rumput laut di Indonesia masih di ekspor dalam bentuk rumput laut kering, dilain pihak Indonesia masih mengimpor hasil olahan rumput laut untuk keperluan industri. Mengingat potensi pasar yang sangat besar, maka pengembangan budidaya rumput laut mempunyai prospek yang sangat baik. Faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut salah satunya adalah pemilihan metode budidaya.

Berikut ini adalah beberapa metode budidaya rumput laut jenis Eucheuma sp, diantaranya:  

1. Metode Lepas Dasar

Metode ini dilakukan pada dasar perairan yang berpasir atau berlumpur pasir untuk memudahkan penancapan patok/ pacang, Namun hal ini akan sulit dilakukan bila dasar perairan terdiri dari batu karang.
Penanaman dengan metode ini dilakukan dengan cara merentangkan tali ris yang telah berisi ikatan tanaman pada tali ris utama dan posisi tanaman budidaya berada sekitar 30 cm di atas dasar perairan (perkirakan pada saat surut terendah masih tetap terendam air). Patok terbuat dari kayu yang berdiameter sekitar 5 cm sepanjang 1 m dan runcing pada salah satu ujungnya. Jarak antara patok untuk merentangkan tali ris sekitar 2,5 m. Setiap patok yang berjajar dihubungkan dengan tali ris polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Jarak antara tali rentang sekitar 20 25 cm.

2. Metode Long Line

Metode long line adalah metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang dibentangkan. Metode budidaya ini banyak diminati oleh masyarakat karena alat dan bahan yang digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk didapat.
Teknik budidaya rumput laut dengan metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50-100 meter yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter diberi pelampung utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap jarak 5 meter diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal atau botol aqua bekas 500 ml. Pada saat pemasangan tali utama harus diperhatikan arah arus pada posisi sejajar atau sedikit menyudut untuk menghindari terjadinya belitan tali satu dengan lainnya. Bibit rumput laut sebanyak 50 -100 gram diikatkan pada sepanjang tali dengan jarak antar titik lebih kurang 25 Cm.
Untuk mengapungkan rumput laut ikatan pelampung dengan styroform, botol polyetilin, aqua 500 ml. Ikatan pelampung-pelampung tersebut dengan dengan tali penghubung ke tali ris sepanjang 10 – 15 cm agar rumput laut tidak mengapung dipermukaan dan tanaman diupayakan tetap berada pada kedalaman 10 -15 cm di bawah permukaan air.

3. Metode Rakit Apung

Metode rakit apung adalah cara membudidayakan rumput laut dengan menggunakan rakit yang terbuat dari bambu/kayu. Metode ini cocok diterap-kan pada perairan ber-karang dimana pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Penanaman dilakukan dengan menggunakan rakit dari bambu/kayu. Untuk menahan agar rakit tidak hanyut terbawa oleh arus, digunakan jangkar (patok) dengan tali PE yang berukuran 10 mm sebagai penahannya. Untuk meng-hemat areal dan memudahkan pemeliharaan, beberapa rakit dapat digabung menjadi satu dan setiap rakit diberi jarak sekitar 1 meter. Bibit 50 -100 gr diikatkan di tali plastik berjarak 20-25 cm pada setiap titiknya.
Pertumbuhan tanaman yang menggunakan metode apung ini, umumnya lebih baik daripada metode lepas dasar, karena pergerakan air dan intensitas cahaya cukup memadai bagi pertumbuhan rumput laut. Metode apung memiliki keuntungan lain yaitu pemeliharaannya mudah dilakukan, terbebas tanaman dari gangguan bulu babi dan binatang laut lain, berkurangnya tanaman yang hilang karena lepasnya cabang-cabang, serta pengendapan pada tanaman lebih sedikit.

Metode budidaya rumput laut di masing-masing daerah berkembang sesuai dengan kebiasaan dan kondisi lokasi perairan di wilayah tersebut, salah satunya adalah metoda jalur. 

1 komentar: