Budidaya
rumput laut tergolong usaha yang rendah modal, rendah teknologi, proses
produksi relative singkat serta pangsa pasar masih terbuka. Sampai saat ini sebagian
besar hasil rumput laut di Indonesia masih di ekspor dalam bentuk rumput laut
kering, dilain pihak Indonesia masih mengimpor hasil olahan rumput laut untuk
keperluan industri. Mengingat potensi pasar yang sangat besar, maka
pengembangan budidaya rumput laut mempunyai prospek yang sangat baik. Faktor
penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut salah
satunya adalah pemilihan metode budidaya.
Berikut
ini adalah beberapa metode budidaya rumput laut jenis Eucheuma sp, diantaranya:
1. Metode Lepas Dasar
Metode
ini dilakukan pada dasar perairan yang berpasir atau berlumpur pasir untuk
memudahkan penancapan patok/ pacang, Namun hal ini akan sulit dilakukan bila
dasar perairan terdiri dari batu karang.
Penanaman
dengan metode ini dilakukan dengan cara merentangkan tali ris yang telah berisi
ikatan tanaman pada tali ris utama dan posisi tanaman budidaya berada sekitar
30 cm di atas dasar perairan (perkirakan pada saat surut terendah masih tetap
terendam air). Patok terbuat dari kayu yang berdiameter sekitar 5 cm sepanjang
1 m dan runcing pada salah satu ujungnya. Jarak antara patok
untuk merentangkan tali ris sekitar 2,5 m. Setiap patok yang berjajar
dihubungkan dengan tali ris polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Jarak antara
tali rentang sekitar 20 25 cm.
2. Metode Long Line
Metode
long line adalah metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang
dibentangkan. Metode budidaya ini banyak diminati oleh masyarakat karena alat
dan bahan yang digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk didapat.
Teknik budidaya rumput laut dengan
metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50-100 meter yang pada kedua
ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter diberi pelampung
utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap jarak 5 meter
diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal atau botol aqua bekas
500 ml.
Pada saat pemasangan tali utama harus
diperhatikan arah arus pada posisi sejajar atau sedikit menyudut untuk
menghindari terjadinya belitan tali satu dengan lainnya. Bibit rumput laut
sebanyak 50 -100 gram diikatkan pada sepanjang tali dengan jarak antar titik
lebih kurang 25 Cm.
Untuk mengapungkan rumput laut ikatan pelampung dengan styroform, botol
polyetilin, aqua 500 ml. Ikatan pelampung-pelampung tersebut dengan dengan tali
penghubung ke tali ris sepanjang 10 – 15 cm agar rumput laut tidak mengapung
dipermukaan dan tanaman diupayakan tetap berada pada kedalaman 10 -15 cm di
bawah permukaan air.
3. Metode Rakit Apung
Metode
rakit apung adalah cara membudidayakan rumput laut dengan menggunakan rakit
yang terbuat dari bambu/kayu. Metode ini cocok diterap-kan pada perairan ber-karang
dimana pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Penanaman dilakukan dengan
menggunakan rakit dari bambu/kayu. Untuk menahan agar rakit tidak hanyut
terbawa oleh arus, digunakan jangkar (patok) dengan tali PE yang berukuran 10
mm sebagai penahannya. Untuk meng-hemat areal dan memudahkan pemeliharaan,
beberapa rakit dapat digabung menjadi satu dan setiap rakit diberi jarak sekitar
1 meter. Bibit 50 -100 gr diikatkan di tali plastik berjarak 20-25 cm pada
setiap titiknya.
Pertumbuhan
tanaman yang menggunakan metode apung ini, umumnya lebih baik daripada metode
lepas dasar, karena pergerakan air dan intensitas cahaya cukup memadai bagi
pertumbuhan rumput laut. Metode apung memiliki keuntungan lain yaitu
pemeliharaannya mudah dilakukan, terbebas tanaman dari gangguan bulu babi dan
binatang laut lain, berkurangnya tanaman yang hilang karena lepasnya
cabang-cabang, serta pengendapan pada tanaman lebih sedikit.
Metode
budidaya rumput laut di masing-masing daerah berkembang sesuai dengan kebiasaan
dan kondisi lokasi perairan di wilayah tersebut, salah satunya adalah metoda
jalur.
perikanan dan kelautan
BalasHapuskomunitas perikanan
penyuluh perikanan
peternakan
Auto_penyo