Sebagaimana keberhasilan dalam hal penetasan telur gurame, keberhasilan pemeliharaan larva ikan gurame juga dipengaruhi oleh faktor internal dan ekstrnal. Faktor internal terkait dengan kualitas larva yang dihasilkan dari induk yang berkualitass, sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan kondisi lingkungan dan proses/perlakuan selama pemeliharaan.
Dalam kondisi normal yakni pada kisaran suhu 29—30 derajat Celsius, telur ikan gurame akan menetas dalam waktu 24—48 jam. Telur-telur yang abru menetas (biasa disebut larva) masih mempunyai cadangan makanan dalam tubuhnya (kuning telur) sehingga tidak perlu diberikan pakan untuk beberapa hari. Bentuk larva ini mirip/menyerupai kecebong (anak katak) dengan ukuran yang lebih kecil dan berwarna kuning.
Setelah berumur 7—8 hari, sebagian besar larva sudah berbentuk ikan yang sangat kecil dengan ukuran kepala tampak besar (tidak seimbang dengan bentuk tubuh yang tipis dan kecil. Pada usia ini larva-larva sudah siap untuk dipindahkan ke wadah pendederan. Wadah pendederan ikan gurame dapat berupa akuarium, bak beto, bak kayu yang dilapisi terpal, ataupun kolam pendederan.
Sebelum larva ditebar ke wadah pendederan, sebaiknya lakukan sortir terlebih dahulu untuk membuang
telur-telur yang tidak menetas. Bersamaan dengan itu, lakukan penghitungan jumlah larva sehingga dapat diketahui persentase/tingkat keberhasilan penetasan telur yang dapat dijadikan sebagai bahan analisa untuk penetasan telur berikutnya. Pengetahuan terhadap tingkat keberhasilan penetasan telur dan tingkat keberlangusngan hidup (SR) dari larva yang didederkan akan sangat berguna dalam menentukan jumlah produksi yang akan dicapai.
Pada kolam pendederan, larva ikan gurame sudah harus diberi makan. Untuk tahap awal, pakan yang diberikan sebaiknya berupa pakan alami seperti cacing sutera (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., ataupun sumber protein hewani lainnya. Bahan-bahan nabati dapat diberikan setelah larva berumur 36-40 hari. Sedangkan pakan buatan (pellet) dapat diberikan sesuai dengan perkembangan bukaan mulut ikan. Pada wadah pende-deran khususnnya yang berupa kolam, sebaiknya diberikan alat tempat berlindung dapat berupa daun pisang, daun kelapa, ataupun genteng yang disusun sedemikian rupa didalam kolam pendederan.
Lama pemeliharaan disesuaikan dengan ukuran yang ingin dicapai, antara lain: benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (ukuran kuku), benih berumur 80 hari dapat mencapai 2-4 cm (ukuran jempol), benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (ukuran silet), dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6—8 cm (ukuran korek). Selama pemeliharaan sebaiknya lakukan seleksi setiap 15—20 hari sekali untuk mengelompokkan sesuia dengan ukuran agar pertumbuhan bibit seragam.
PERIKANAN DAN KELAUTAN
BalasHapusPENYULUH PERIKANAN
KOMUNITAS PERIKANAN
SANG PEMIMPIN
PETERNAKAN