Sebagai salah satu sumber daya alam
yang sangat banyak digandrungi, ikan memberikan nilai ekonomi yang lebih
terhadap kehidupan masyarakat. Ikan juga memiliki banyak kandungan gizi yang
sangat dibutuhkan oleh manusia dengan harga yang relative terjangkau sehingga
menjadikan ikan sebagai salah satu produk pangan yang paling dicari.
Beberapa kelebihan
yang terdapat dalam produk-produk perikanan dibandingkan dengan produk hewani
lainnya adalah sebagai berikut:
- Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia,
- Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon),
- Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, dan
- Daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, zn, F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Namun demikian selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut,
produk-produk perikanan juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya :
- Kandungan air yang sangat tinggi (80%),
- pH tubuh ikan yang mendekati netral, dan
- Kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan daging ikan mudah mengalami proses oksidasi sehingga menyebabkan bau tengik.
Sebagimana diketahui, kandungan air yang tinggi atau kondisi lembab belum
lagi ditambah dengan kondisi daging ikan yang mudah dicerna oleh enzim
autolysis yang menyebabkan daging ikan menjadi lunak, menjadikan ikan sebagai media
yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk. Hal inilah yang
menyebabkan ikan dikenal sebagai bahan pangan yang mudah rusak (busuk).
Sebagimana diketahui, kandungan air
yang tinggi atau kondisi lembab belum lagi ditambah dengan kondisi daging ikan
yang mudah dicerna oleh enzim autolysis yang menyebabkan daging ikan menjadi
lunak, menjadikan ikan sebagai media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri
pembusuk. Hal inilah yang menyebabkan ikan dikenal sebagai bahan pangan yang
mudah rusak (busuk).
Proses pembusukan pada ikan disebabkan
oleh aktivitas enzim, mikroorganisme, dan oksidasi dalam tubuh ikan itu sendiri
dengan perubahan seperti bau busuk, daging menjadi kaku, mata pudar, serta
adanya lendir pada insang maupun tubuh bagian luar. Hanya dalam waktu sekitar 8
jam sejak ikan ditangkap/didaratkan sudah akan timbul perubahan yang mengarah
pada kerusakan. Oleh karena itu, agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, maka perlu dijaga kondisinya. Proses
pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahan ikan dari proses
pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan
sebagai bahan konsumsi.
Pada dasarnya cara pengolahan yang
umum dilakukan dibagi menjadi empat golongan yakni 1) pengolahan dengan
memanfaatkan faktor fisikawi, 2) pengolahan dengan bahan pengawet, 3)
pengolahan yang memanfaatkan factor fisikawi dan bahan pengawet, dan 4)
pengolahan dengan cara fermentasi.
Tujuan utama pengolahan yang
menggunakan bahan pengawet juga yakni menghambat aktivitas atau pertumbuhan
mikroba, menghambat proses enzimatik, serta memberikan sifat fisikawi yang khas
dan memberikan nilai estetika yang tinggi. Pengolahan dengan menggunakan bahan
pengawet seperti yang dilakukan dalam proses penggaraman, perendaman dalam
larutan asam, dan lain-lain.
Pengolahan yang memanfaatkan kedua
metode diatas atau kombinasi antara pengolahan secara fisikawi dengan
pengolahan yang menggunakan bahan pengawet ditujukan untuk lebih meningkatkan mutu
dari pengolahan yang dilakukan. Selain itu, pengolahan dengan menggunakan
kombinasi kedua metode tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah resiko
kerusakan yang lebih besar pada bahan, lebih meningkatkan faktor keamanan
terutama terakit dengan masalah kesehatan, serta dapat meningkatkan rasa yang
lebih baik atau khas terhadap bahan yang diolah. Misalnya saja sebelum ikan
dipanaskan (umpamanya dijemur) terlebih dahulu diberi pengawet. Bahan pengawet
bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Setelah itu ikan
dipanaskan, maka prosesnya akan menjadi lebih baik bila dibandingkan hanya
dengan dipanaskan atau diberi pengawet saja.
Pengolahan dengan
cara fermentasi adalah pengolahan yang bersifat mengubah bahan mentah menjadi
produk setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula.
Contoh pengolahan dengan cara fermentasi adalah pembuatan terasi, tepung ikan,
kecap ikan, dan lain-lain.