BORAKS PADA MAKANAN DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN MANUSIA
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi disamping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Dimana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Salah satu bahan kimia yang biasa digunakan sebagai bahan campuran pada makanan adalah boraks.
Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat, berbentuk Kristal lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptic, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutam kompres, obat oles mulut, dan obat pencuci mata. Secara local boraks dikenang sebagai “bleng” (berbentuk larutan atau padatan/Kristal) dan ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada pembuatan mie basah, lontong, dan bakso.
Penggunaan Boraks pada makanan
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara lain digunakan sebagai pengawet makanan, antara lain digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis, sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi.
Dampak penggunaan Boraks bagi manusia
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10-20 g atau lebih.