Botia (Chromobotia macracanthus) yang dikenal dengan nama dagang Clown loach merupakan ikan asli Indonesia khususnya sungai-sungai yang ada di wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan. Dikalangan hobiis baik dari dalam negeri maupun luar negeri, ikan ini sangat populer sehingga ekspornya relative stabil dan cenderung meningkat. Sayangnya ikan ini termasuk salah satu jenis ikan yang sangat sulit untuk ditangkarkan yang dapat mengancam kelestariannya di alam karena penangkapan yang terus menerus.
Beberapa upaya telah dilakukan khususnya oleh Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar sejak Tahun 1995 hingga 2008. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang untuk dapat mengekspor ikan ini dalam jumlah yang lebih besar serta menjamin kelestariannya di alam.
Pematangan Gonad Dan Pemijahan Buatan
Induk Botia yang dapat digunakan untuk pemijahan minimum ukuran 60 gram dan akan lebih baik bila ukuran induk lebih dari 100 gram. Induk ini dapat dipelihara dalam bak kayu ataupun fiberglass. Namun demikian wadah pemeliharaan induk perlu ditutup untuk mendapatkan efek fotoperiod (sinar) pendek.
Beberapa upaya telah dilakukan khususnya oleh Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar sejak Tahun 1995 hingga 2008. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang untuk dapat mengekspor ikan ini dalam jumlah yang lebih besar serta menjamin kelestariannya di alam.
Pematangan Gonad Dan Pemijahan Buatan
Tempat Pematangan Induk |
Dalam pemeliharaan induk, pakan yang digunakan berupa pellet udang dan cacing tanah.
Untuk mengetahui induk betina yang telah benar-benar matang gonad dapat dilakukan dengan cara kanulasi, dimana telur yang telah siap ovulasi ditandai dengan ukuran telur yang mencapai minimal 1,4 mm.
Induk matang gonad distimulasi dengan suntikan “ovaprim” dengan dosis 1 ml/kg beratnya. Penyuntikan betina dilakukan sebanyak 2 kali (1/3 dan 2/3 kadar) dengan interval 6 jam. Sedangkan induk jantan hanya 1 kali saja penyuntikan. Ovulasi dan spermiasi dilakukan dengan cara “stripping” atau pengurutan perut ikan. Caranya adalah, telur ditampung dalam wadah kemudian sperma disedot dengan menggunakan spuit.sebelum dicampurkan dengan telur, sperma diencerkan 4 kali dengan menggunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva
Penetasaan telur dapat dilakukan dalam bak berbentuk corong yang dilengkapi dengan sirkulasi air (air mengalir). Telur akan menetas dalam waktu ± 18 jam. Setelah menetas kemudian larva dapat dipindahkan ke wadah berupa akuarium dan dapat diberi pakan alami berupa artemia setelah larva berumur 3 – 4 hari. Sedangkan pakan berupa pellet atau cacing sutera dapat diberikan setelah larva berumur 10 hari. Benih dapat dipanen setelah pemeliharaan memasuki hari ke 25 dengan ukuran benih 2,5 cm.
Sumber: Balai Riset Budidaya Ikan Hias
Untuk mengetahui induk betina yang telah benar-benar matang gonad dapat dilakukan dengan cara kanulasi, dimana telur yang telah siap ovulasi ditandai dengan ukuran telur yang mencapai minimal 1,4 mm.
Penyuntikan dengan Ovaprim |
Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva
Perkembangan Telur |
Sumber: Balai Riset Budidaya Ikan Hias