Konstruksi Bubu Kubah
Berikut ini adalah konstruksi dari Bubu Kubah
Cara Pengoperasian Bubu Kubah
Metode pengoperasian bubu kubah
pada umumnya adalah system rawai. Pengoperasian bubu system rawai atau disebut
juga berangkai dilakukan dengan cara bubu dipasang dalam jumlah banyak dan
dirangkai menggunakan tali antara bubu satu dengan bubu yang lainnya. Yaitu
tali utama dirangkai dengan tali cabang dimana satu tali cabang untuk satu
bubu. Tali cabang dirangkai 250 – 300 bubu atau jumlahnya mengikuti kebiasaan
nelayan/disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga setting bubu dapat dibagi 2 atau
3 rangkaian untuk memudahkan hauling.
Tali utama berupa tali PE
diameter 8 mm, sedangkan tali cabang berbahan tali PE diameter 3 mm sepanjang 2
meter pada setiap bubu. Dalam pengoperasiannya, jarak antara bubu adalah 10 m.
setiap 100 bubu diberi sebuah pelampung tanda. Pada ujung tali utama diberi
sebuah pemberat. Umpan pada bubu rajungan berupa potongan ikan yang sudah tidak
segar. Pada kapal bubu rajungan biasanya dilengkapi mesin bantu penangkapan
line reel untuk menarik tali utama dan alat perebusan rajungan berupa panci
perebusan.
Pengoperasian bubu pada system rawai ditandai dengan penurunan pelampung tanda pada kedua ujung rangkaian bubu, dimana dilengkapi pemberat yang berfungsi sebagai jangkar agar bubu tidak berpindah tempat.
Keunggulan Bubu Kubah
1. Ramah
Lingkungan2. Selektif
3. Mudah pengoperasiannya, dan
4. Efektif serta efisien.
Sumber : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan