Sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari
hubungan dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hubungan
antara manusia itu sendiri memerlukan suatu proses yang sering disebut
komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan kepada komunikan
(penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik
secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada
komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
Pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang memerlukan
dukungan proses komunikasi. Begitupun juga dalam proses penyuluhan dimana
tujuan akhirnya adalah merubah pengetahuan, keterampilan, dan sikap sasaran
agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup, maka peran komunikasi menjadi sangat penting.
Terdapat beberapa model komunikasi menurut para ahli,
diantaranya; model linear, dimana komunikasi sebagai aksi, model interaksional
dimana komunikasi sebagai interaksi, dan model transaksional dimana komunikasi
sebagai transaksi.
1. Komunikasi Model Linear.
Komunikasi model
linear sebagai mana dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver, berasumsi
bahwa pesan dikirimkan oleh suatu sumber kepada penerima melalui saluran.
Sumber tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang
dikirim dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam
sebuah interaksi. Komunikasi model linier ini juga melibatkan gangguan (noise)
yang merupakan hal yang tidak termasuk kedalam sumber informasi. Ada 4 jenis
gangguan pada model komunikasi liner ini, yaitu: gangguan semantik, gangguan
fisik (eksternal), gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis.
2. Komunikasi Model Interaksional
Model komunikasi
interaksional ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Bila dalam model komunikasi
linier, seseorang hanyalah berperan sebagai pengirim atau penerima, maka pada
model komunikasi interaksional ini juga mengamati hubungan antara seorang
pengirim dan penerima. Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua
arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua
arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini
menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional
mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima
dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.
3.
Komunikasi Model Transaksional
Model komunikasi transaksional ini dikemukakan
oleh Barnlund. Dia menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan
yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Model
komunikasi transaksional berarti bahwa proses komunikasi tersebut kooperatif,
baik pengirim maupun penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan
efektivitas komunikasi yang terjadi.
Bila didasarkan pada model – model komunikasi yang ada, maka
penggunaan media dalam penyuluhan perikanan dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
yakni; penggunaan media berdasarkan model komunikasi konvensiaonal, dan
penggunaan media berdasarkan model komunikasi partisipatif.
1. Penggunaan Media Penyuluhan Berdasarkan Model
Komunikasi Konvensional/Model Komunikasi Linear.
Media adalah saluran (“medium”) untuk menyampaikan
informasi /pesan dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan).
Tujuannya adalah pesan sampai kepada komunikan (penerima) sesuai dengan yang
dimaksud oleh komunikator (sumber informasi) untuk bisa mempengaruhi penerima
informasi (perubahan perilaku tertentu).
Model komunikasi konvensional menetapkan isi pesan dan
media yang dipergunakan, lebih dalam rangka pencapaian tujuan komunikasi si
pemberi pesan. Proses yang dikembangkan adalah satu arah dengan umpan balik hanya
sebagai cara memeriksa apakah pesan
telah
diterima dengan baik.
Bisa saja model komunikasi konvensional menggunakan media
yang penggunaannya secarapartisipatif, namun hakekatnya tetap sama yaitu menyampaikan
pesan/informasi yang ditetapkan secara sepihak. Misalnya: menyampaikan materi
pengenalan sebuah teknologi perikanan yang baru dengan menggunakan media poster sebagai bahan diskusi,
tetapi bertujuan untuk ’mengarahkan’ peserta agar menerima teknologi itu. Ini berarti media yang dikembangkan hanya merupakan
alat untuk mengefektifkan ’penyuluhan’ terkait dengan teknologi baru tersebut.
2. Penggunaan
Media Penyuluhan Berdasarkan Model Komunikasi Partisipatif/Model Komunikasi
Interaksional
Komunikasi dalam paradigma partisipatoris adalah berbagi
pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis masalah, mengidentifikasi
penyelesaian, dan melaksanakannya. Komunikasi bukanlah menginformasikan atau
mempromosikan sesuatu agar publik tertarik, melainkan membangun suatu pemahaman
tentang kehidupan dan lingkungan melalui penggunaan pengetahuan dan informasi
yang relevan.
Tujuan komunikasi bukanlah agar pesan dan informasi pembangunan
diterima masyarakat, melainkan memotret realitas yang perlu diperbaiki melalui proses pembangunan. Dengan begitu,
media digunakan bukan sekedar menyampaikan informasi, melainkan lebih
memprioritaskan pada membangun proses komunikasi dialogis. Media yang demikian seharusnya memungkinkan
masyarakat berpartisipasi aktif dalam menyampaikan pengalaman, pikiran, dan
pendapatnya.