Blognya Penyuluh Perikanan

Selamat Datang di Media Penyuluhan Perikanan, Media Silaturahmi Penyuluh Perikanan

Jumat, 08 Agustus 2014

SERI ALAT TANGKAP IKAN: KONSTRUKSI, CARA PENGOPERASIAN, dan KEUNGGULAN BUBU KUBAH


Konstruksi Bubu Kubah

Berikut ini adalah konstruksi dari Bubu Kubah














Cara Pengoperasian Bubu Kubah

Metode pengoperasian bubu kubah pada umumnya adalah system rawai. Pengoperasian bubu system rawai atau disebut juga berangkai dilakukan dengan cara bubu dipasang dalam jumlah banyak dan dirangkai menggunakan tali antara bubu satu dengan bubu yang lainnya. Yaitu tali utama dirangkai dengan tali cabang dimana satu tali cabang untuk satu bubu. Tali cabang dirangkai 250 – 300 bubu atau jumlahnya mengikuti kebiasaan nelayan/disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga setting bubu dapat dibagi 2 atau 3 rangkaian untuk memudahkan hauling.

Tali utama berupa tali PE diameter 8 mm, sedangkan tali cabang berbahan tali PE diameter 3 mm sepanjang 2 meter pada setiap bubu. Dalam pengoperasiannya, jarak antara bubu adalah 10 m. setiap 100 bubu diberi sebuah pelampung tanda. Pada ujung tali utama diberi sebuah pemberat. Umpan pada bubu rajungan berupa potongan ikan yang sudah tidak segar. Pada kapal bubu rajungan biasanya dilengkapi mesin bantu penangkapan line reel untuk menarik tali utama dan alat perebusan rajungan berupa panci perebusan.

Pengoperasian bubu pada system rawai ditandai dengan penurunan pelampung tanda pada kedua ujung rangkaian bubu, dimana dilengkapi pemberat yang berfungsi sebagai jangkar agar bubu tidak berpindah tempat.

Keunggulan Bubu Kubah
  
1. Ramah Lingkungan
2. Selektif
3. Mudah pengoperasiannya, dan
4. Efektif serta efisien.
Sumber : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan

SERI ALAT TANGKAP IKAN: “BUBU KUBAH” ALAT TANGKAP KHUSUS RAJUNGAN

Rajungan merupakan jenis kepiting yang memiliki habitat alami hanya di laut. Hewan ini lebih suka tinggal terkubur dibawah pasir atau lumpur. Rajungan akan keluar untuk mencari makan berupa organisme seperti ikan dan alga selama pasang tinggi. Berbeda dengan kepiting, rajungan tidak dapat bertahan untuk waktu yang lama jika keluar dari air. Rajungan sangat populer dimanfaatkan sebagai sumber pangan dengan harga yang cukup mahal. 

Penangkapan rajungan dengan menggunakan alat tangkap bubu telah banyak digunakan mulai dari skala kecil, menengah hingga skala besar. Salah satu bubu yang khusus untuk menangkap rajungan adalah bubu kubah. Bubu berbentuk kubah ini dirancang untuk memudahkan penyesuaian daerah pengperasian mulai perairan yang dangkal hingga lebih dalam agar memperoleh ukuran rajungan yang layak ditangkap. Hasil rancangan bubu kubah ini, ketika penurunan pada perairan yang lebih dalam dapat stabil dan ketika pengangkatan bubu dirasakan beban penarikan tali utama menjadi lebih ringan. Selain itu proses penangkapan rajungan dalam kondisi utuh dan dalam keadaan segar sehingga memiliki daya jual tinggi.  

Jenis dan Sejarah Perkembangan Bubu Kubah

Bubu Kubah Pintu Atas Permanen 
Bubu kubah pintu atas permanen merupakan awal dari perekayasaan bubu kubah. Dari konstruksinya, bubu ini membutuhkan ruang yang luas dalam kapal untuk penyimpanannya sehingga kurang efektif dalam pengoperasiannya 


Bubu Kubah Lipat Pintu Atas 
Bubu kubah lipat pintu atas merupakan penyempurnaan dari bubu kubah permanen. Konstruksi bubu yang bisa dilipat menjadikan bubu tersebut tidak membutuhkan ruang yang luas dalam penyimpanannya diatas kapal. Namun, pintu bubu yang terletak diatas menyebabkan hasil tangkapan yang minim, karena sifat rajungan yang cenderung berjalan disbanding berenang dalam pergerakannya mencari mangsa. 

Bubu Kubah Lipat Pintu Samping dengan Dua Pengunci 
Bubu kubah lipat pintu samping dengan dua pengunci mempunyai konstruksi yang lebih baik dibandingkan dengan bubu kubah lipat pintu atas. Keberadaan pintu disamping menjawab permasalahan bubu pintu atas terhadap sifat rajungan. Konstruksi dua pengunci menjadikan bubu ini kuat dan hasil tangkapan menjadi lebih baik dibandingkan dengan bubu pintu atas. 

Bubu Kubah Lipat Pintu Samping dengan Satu Pengunci
Konstruksi dua pengunci pada bubu kubah lipat pintu samping dengan dua pengunci menyebabkan waktu pengoperasian lebih lama dan kurang efektif. Bubu tersebut kemudian disempurnakan dengan satu pengunci ditengah. Konstruksi ini lebih baik dari segi efektifitas waktu pengoperasian, tempat penyimpanan dan hasil tangkapan rajungan 

Bubu Kubah Lipat Pintu Samping Satu Pengunci dengan Lubang Pembuangan By Catch 
Dalam upaya penggunaan bubu yang selektif, bubu kubah lipat pintu samping dengan satu pengunci kemudian disempurnakan dengan memberikan sebuah lubang atau beberapa lubang pelepasan yang berfungsi sebagai jalan keluar bagi rajungan berukuran kecil yang terperangkap kedalam bubu. Bubu jenis ini diharapkan menjadi bubu yang selektif dan ramah lingkungan. 

Sumber : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan

SERI ALAT TANGKAP IKAN : JAKET TUNA, Mudah, Efektif dan Efisien

Jaket tuna merupakan alat bantu penanganan ikan pasca penangkapan dengan alat tangkap pancing ulur tuna (tuna hand lines). Alat ini dipasang atau digunakan ketika mata kail pada pancing ulur termakan oleh ikan sasaran tangkapan (tuna).

Untuk memperoleh kualitas ikan tangkapan yang baik pada penggunaan pancing ulur, maka diupayakan dengan cara mengurangi gerakan ikan sehingga dapat mempercepat proses penangkapan ikan. Salah satu alat bantu untuk mengurangi gerakan ikan tuna pada pengoperasian pancing ulur adalah jaket tuna.

Jaket tuna dioperasikan setelah ikan sasaran terasa terkait/tersangkut pada mata pancing, kemudian jaet tuna segera dipasang dan diluncurkan melalui tali pancing untuk mengurangi atau menyelubungi ikan tangkapan.
Penggunaan jaket tuna diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam penanganan pasca penangkapan tuna dengan pancing ulur. Jaket tuna tersebut bias mengurangi kelelahan fisik ikan akibat meronta-ronta karena terkena mata pancing, sehingga mampu menjaga ikan dalam keadaan pre rigor dan rigor mortis lebih lama (daging tuna berkualitas baik).
 
Keuntungan penggunaan jaket tuna pada pengoperasian pancing ulur adalah dapat mempercepat waktu penangkapan ikan tuna hasil tangkapan ke atas kapal sehingga lebih efisien. Efisiensi waktu tersebut dapat berpengaruh pada kualitass hasil tangkapan yang menjadi tujuan penangkapan.

Konstruksi Jaket Tuna

Bentuk jaket tuna adalah berupa kurungan yang tersusun dari 3 rangkaian lingkaran/ring yang terbuat dari logam tahan karat (stainless stell). Ring tersebut dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan bentuk tubuh dari ikan tuna. Susunan rangkaian ring tersebut meliputi ring 1 (R1) dengan kriteria ukuran Lingkar Insang ikan. Ring ke 2 (R2) untuk sirip dada ikan dan Ring ke 3 (R3) adalah untuk perut ikan.
Penentuan besarnya ring jaket tuna adalah berdasarkan morfologi ikan tuna ang rata-rata tertangkap. Sedangkan ukuran jaket tuna dibuat berdasarkan ukuran badan ikan tuna yang akan menjadi target sasaran penangkapan. Bentuk tubuh ikan tuna sangat berpengaruh terhadap konstruksi jaket tuna.
 
Berikut ini cara pengukuran badan ikan untuk penentuan besarnya ring jaket tuna.

 







Spesifikasi Teknis Jaket Tuna
  1. Spesifikasi teknis jaket tuna model tanpa engsel bukaan
  2. Bahan Besi Stainlesstell, diameter 10 mm
  3. Tinggi 37 cm
  4. Ring 1, diameter dalam 19,5 cm dan diameter luar 21,5 cm
  5. Ring 2, diameter dalam 25 cm dan diameter luar 27 cm
  6. Ring 3, diameter dalam 31 cm dan diameter luar 33 cm
  7. Jarak ring 1 – 2 sebesar 17 cm
  8. Jarak ring 2 – 3 sebesar 26 cm
  9. Jeruji/kisi, antara ring 1 – ring 2 = 3 jeruji
  10. Jeruji/kisi, antara ring 2 – ring 3 = 6 jeruji
  11. Ada perlengkapan tambahan berupa gantungan tali
  12. Ring dilapisi dengan selang plastic 0,5”, diikat dengan tali PA mono no 20
  13. Per/Pegas spiral, diameter dalam 12 mm panjang 10 cm dengan jumlah 6 buah
Cara Pengoperasian
  1. Apabila ikan telah memakan umpan pancing, jaket tuna diluncurkan kearah ikan yang telah tertangkap pancing ulur.
  2. Ikan tuna sudah berada dalam jaket tuna sehingga tidak bias berenang bebas
  3. Ikan tuna akan bergerak ke atas bersama jaket tuna mengikuti tali pancing ulur, sehingga ikan lebih cepat ke tangan nelayan

Keuntungan menggunakan Jaket Tuna
  1. Efisiensi waktu pada saat penangkapan ikan tuna yang terkait paa mata pancing ke atas deck kapal/perahu;
  2. Mampu mengurangi kelelahan fisik ikan tuna akibat meronta-ronta; dan
  3. Mampu menjaga ikan tuna dalam keadaan pre rigor dan rigor mortis lebih lama.


Sumber : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan

Kamis, 07 Agustus 2014

SERI ALAT TANGKAP IKAN: SET NET

Set net merupakan alat tangkap ikan jenis perangkap yang ramah lingkungan, dipasang secara terus menerus siang dan malam, bersifat pasif dan menghadang ruaya ikan.

Set net terdiri atas 4 bagian utama, yaitu:
  1. Leadernet (dinding jaring), berfungsi untuk menghadang rute migrasi kelompok ikan dan mengarahkan kelompok ikan ke playground;
  2. Playground (tempat bermain), berfungsi mencegah ikan-ikan untuk melarikan diri dari segala sisi;
  3. Slope dan funnelnet, berfungsi untuk mengarahkan ikan masuk ke bagnet dan memutuskan rute kelompok ikan; dan
  4. Bagnet, berfungsi sebagai tempat terakhir kelompok ikan berkumpul karena terperangkap dan tempat pemanenan hasil tangkapan.
Prinsip operasi penangkapan set net adalah memotong alur migrasi/arah renang ikan-ikan berupa dinding jarring dari permukaan hingga ke dasar perairan yang ber-ruaya ke daerah pantai dengan kapasitas tangkap yang besar dengan tetap memberi ruang gerak/renang yang luas sehingga ikan tetap berada dalam keadaan hidup.

Set net masuk dalam kelompok jenis API Perangkap (Traps). API Perangkap adalah kelompok alat Penangkapan Ikan yang terbuat dari jarring/besi/kayu yang dioperasikan secara pasif pada dasar atau permukaan.

KONSTRUKSI SET NET

Keterangan gambar:
1.    Pelampung rangka
2.    Pemberat
3.    Penaju
4.    Pelampung tali rangka
5.    Kantong
6.    Pelampung rangka utama
7.    Serambi
8.    Daun pintu, dan
9.    Slope net



Bagian-Bagian Set Net

Pelampung:
Terdiri dari pelampung rangka utama dan pelampung tali rangka
Fungsi : untuk menjaga bentuk rangka set net agar tidak berubah posisinya dan tetap stabil di daerah penangkapan

Pemberat: Terdiri dari pemberat rangka dan pemberat jarring.
Bentuk pemberat rangka : jangkar, balok-balok beton, kantong berisi pasir/kerikil

Penaju: Bentuknya menyerupai gill net, pada umumnya hingga mencapai dasar perairan.
Fungsi : menghadang/mengarahkan/menuntun gerombolan ikan menuju kea rah jarring utama

Kantong: Merupakan bagian tempat penampungan ikan sekaligus tempat mengambil hasil tangkapan, untuk bagian kantong harus menggunkan jarring yang kuat.

Serambi: Fungsi : sebagai penampungan sementara sebelum ikan atau gerombolan ikan diarahkan untuk memasuki jarring bagian kantong (tempat ikan bermain), ukuran luas serambi akan berbeda menurut jenis dan skala set net.
Fungsi lainnya adalah mencegah/mempersulit gerombolan ikan yang telah masuk ke dalam serambi untu keluar

Slope net: Terdiri dari dua bagian: jarring menaik bagian luar dan jarring menaik bagian dalam.
Fungsi : mengarahkan ikan dari serambi ke kantong. Sudut kemiringan : 16 – 22 derajat (jaring menaik bagian luar) dan untuk jarring menaik bagian dalam lebih kecil dari 16 – 22 derajat.

Alur Proses Tertangkapnya Ikan 

 













Sumber : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan