Blognya Penyuluh Perikanan

Selamat Datang di Media Penyuluhan Perikanan, Media Silaturahmi Penyuluh Perikanan

Kamis, 20 Februari 2014

DINAMIKA KELOMPOK

A. Pengertian Dinamika Kelompok

Dinamika Kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamika berarti gerak atau tenaga yang menggerakkan, sedangkan kelompok berarti kumpulan orang.Dengan demikian dinamika kelompok dapat diartikan sebagai gerak atau kekuatan yg dimiliki sekumpulan orang dl masyarakat yg dapat menimbulkan perubahan dl tata hidup masyarakat yg bersangkutan.
 
Pada dasarnya, sebuah dinamika sudah terjadi bahkan pada saat kelompok tersebut sedang dalam proses pembentukan. Berikut ini bagaimana proses dinamika terjadi dalam tahap pembentukan sebuah kelompok.
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan  membentuk sebuah kelompok.
 
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik).  Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

B. Fungsi Dinamika Kelompok
    
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok.   Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
  1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain).
  2. Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
  3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian. (pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
  4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)
C. Ciri-Ciri Kelompok Dinamis 
    Berikut ini adalah ciri-ciri kelompok yang dinamis:

    1. Interaksi : saling mempengaruhi  secara fisik /verbal, non verbal, dan emosional
    2. Orientasi pada pencapaian Tujuan
    3. Pembagian tugas & peranan yg rinci
    4. Taat azas pada Norma Kelompok yg berlaku
    5. Mementingkan Kelompok (Groupness) : in-group feeling, toleransi, solidaritas, saling menghargai
    6. Ethos Kelompok  (esprit de corp-jiwa korsa)

D. Unsur-Unsur Dinamika Kelompok    
    Beberapa unsur dinamika kelompok diantaranya: 

1. Tujuan Kelompok : yaitu gambaran  yang diharapkan anggota yang akan dicapai  oleh kelompok.  Tujuan kelompok  harus  jelas  dan  diketahui  oleh  seluruh  anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama  oleh  para  anggota.
 
2. Struktur Kelompok : Struktur  kelompok  adalah  bentuk  hubungan  antara  individu-individu  dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur Kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya  tujuan  kelompok.  Yang  berhubungan  dengan struktur kelompok yaitu : 
(1) Struktur Komunikasi:  Sistem  komunikasi  dalam  kelompok  harus  lancar  agar pesan  sampai  kepada  seluruh  anggota,  sehingga tidak  akan  menimbulkan  ketidakpuasan anggota (menyebabkan kelompok menjadi tidak kompak).
(2) Struktur Tugas Atau Pengambilan Keputusan: Pembagian  tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok semakin kuat.
(3) Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan: Kedinamisan  kelompok  sangat  erat  kaitannya dengan  kecepatan pengambilan  keputusan  selain  harus  jelas  siapa  yang mengambil  keputusan  dan  ketidak  cepatan  (kelambatan) pengambilan  keputusan  menunjukkan  lemahnya  struktur kelompok.
(4) Sarana Terjadinya Interaksi: Interaksi  di  dalam  kelompok  sangat  diperlukan  sedangkan dalam  struktur  kelompok  harus  menjamin  kelancaran interaksi,  kelancaran interaksi memerlukan  sarana  (contoh ketersediaan  ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.
 
3. Fungsi Tugas : adalah  segala  kegiatan  yang  harus  dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Ini sebaiknya dilakukan  dengan  kondisi menyenangkan, sehingga dapat  menjamin  fungsi tugas  ini  dapat  terpenuhi.  Kriteria  terpenuhi atau tidaknya fungsi tugas ini ditandai dengan terdapatnya:
      (1) Fungsi memberi informasi
      (2) Fungsi koordinasi
      (3) Fungsi memuaskan anggota
      (4) Fungsi berinisiatif
      (5) Fungsi mengajak untuk berpartisipasi
      (6) Fungsi menyelaraskan
 
4. Mengembangkan dan Membina Kelompok : dimaksudkan sebagai  usaha  mempertahankan  kehidupan  kelompok. Kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya kegiatan :
(1) Mengusahakan/mendorong agar semua anggota  kelompok ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok.  Dengan demikian  rasa  memiliki  kelompok  dari  para  anggotanya akan tinggi.
(2) Tersedianya fasilitas
(3) Mengusahakan/mendorong  menumbuhkan  kegiatan,  agar para anggota bi sa ikut aktif berperan
(4) Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini digunakan sebagai acuan anggota kelompok bertindak.
(5) Mengusahakan  adanya  kesempatan  anggota  baru,  baik untuk menambah jumlah maupun mengganti anggota yang keluar
(6) Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya norma  kelompok  adanya kesepakatan, dan sebagainya
 
5. Kekompakan Kelompok : Kekompakan kelompok menunjukkan  tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok,  hal  ini  dapat berupa : loyalitas,  rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan. Terdapat  enam  faktor  yang  mempengaruhi  kekompakan kelompok yaitu:
(1) Kepemimpinan Kelompok; Kepemimpinan  kelompok  yang  melindungi,  menimbulkan rasa aman, dapat menetralisir setiap perbedaan.
(2) Keanggotaan Kelompok; Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok. 
(3) Nilai Tujuan Kelompok; Makin  tinggi  apresiai  anggota  terhadap  tujuan  kelompok, kelompok semakin kompak.
(4) Homogenitas Angota Kelompok; Setiap  anggota  tidak  menonjolkan  perbedaan  masing -masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu. 
(5) Keterpaduan Kegiatan Kelompok; Keterpaduan  anggota  kelompok di dalam mencapai tujuan sangatlah penting.
(6) Jumlah Anggota Kelompok; Pada umumnya, bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung  lebih  mudah  kompak,  dibandingkan  dengan kelompok dengan jumlah anggota besar.
 
6. Suasana Kelompok : adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat  atau  apatis  yang  ada  dalam  kelompok. Suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai, saling memperc ayai dan bersahabat. Faktor - faktor yang mempengaruhi suasana kelompok diantaranya:
(1) hubungan  antar  anggota.  Hubungan  yang  mendukung adalah hubungan yang rukun, bersahabat, persaudaraan;
(2) kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi,berkreasi  akan  men imbulkan  semangat  kerja  yang  tinggi; dan 
(3) lingkungan fisik yang mendukung.
 
7. Tekananan pada Kelompok : Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan  dalam  kelompok  yang  dapat  menimbulkan ketegangan,  dengan  adanya  ketegangan  akan  timbul dorongan  untuk  mempertahankan  tujuan  kelompok.  Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
 
8.  Efektifitas Kelompok : adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas - tugas  kelompok  dalam  mencapai  tujuan.  Semakin banyak  tujuan  yang  dapat  dicapai,  semakin  banyak keberhasilan,  anggota  kelompok  akan  semakin  puas.  Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.

                                                                                               disusun oleh : Lucky Ruhyan Ganis

Rabu, 12 Februari 2014

PERAN DAN FUNGSI KELEMBAGAAN/KELOMPOK PELAKU UTAMA PERIKANAN


Kelembagaan (kelompok) pelaku utama perikanan adalah kumpulan para pelaku utama yang terdiri dari nelayan, pembudi daya ikan, dan pengolah ikan yang terikat secara  informal  atas  dasar  keserasian  dan  kebutuhan  bersama  serta  di dalam  lingkungan  pengaruh  dan  pimpinan  seorang  ketua  kelompok  pelaku utama kelautan dan perikanan.

Ciri Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan 
  1. Memiliki jumlah anggota kelompok 10 – 25 orang;
  2. Pelaku  utama  yang  berada  di  dalam  lingkungan  pengaruh  seorang ketua kelompok; 
  3. Mempunyai  tujuan,  minat  dan  kepentingan  yang  sama  terutama dalam bidang usaha 
      perikanan;
  4. Memiliki  kesamaan-kesamaan  dalam  tradisi/kebiasaan,  domisili, lokasi usaha, status 
      ekonomi, bahasa;
  5. Bersifat informal;
  6. Memiliki saling ketergantungan antar individu;
  7. Mandiri dan partisipatif;
  8. Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama; dan 
  9. Memiliki administrasi yang rapih.

Peran Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
Sebuah  kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
  1. Sebagai media komunikasi dan pergaulan sosial yang wajar,lestari dan dinamis. 
  2. Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata. 
  3. Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.           
  4. Sebagai  wadah  yang  efektif  dan  efisien  untuk  belajar  serta  bekerja sama. 
  5. Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.

Fungsi Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan
Untuk  dapat  mewujudkan  peranan  tersebut  maka  kelompok seharusnya  dapat  berfungsi  antara  lain  sebagai:

1. Kelas Belajar 
    Sebagai  wadah  proses  pembelajaran,  kelembagaan  pelaku  utama perikanan merupakan media interaksi belajar    antar pelaku utama dari anggota kelompoknya. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif dalam rangka: mengadopsi teknologi inovasi; saling asah, asih dan asuh dalam menyerap suatu informasi dengan fasilitator atau pemandu dari penyuluh perikanan;  mengambil  kesepakatan  dan  tindakan  bersama apa yang akan diambil dari sebuah kegiatan bersama. Dengan  demikian  proses kemandirian kelompok akan dapat tercapai. Di dalam  kelompok  sebagai  kelas  belajar  para  pelaku  utama  akan  dapat melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan  membuat  pelaku  utama  semakin dewasa  untuk  dapat  keluar  dari  masalahnya  sendiri,  tanpa  adanya ketergantungan dari penyuluh perikanan.

2. Wadah Kerja Sama
   Sebagai wahana kerja sama, kelembagaan pelaku utama perikanan merupakan cerminan dari keberadaan suatu kelompok. Kelembagaan pelaku utama perikanan harus dapat berfungsi sebagai wadah kerja sama antar pelaku utama dalam upaya  mengembangkan kelompok dan membina kehidupan pelaku utama.

3. Unit Penyedia Sarana dan Prasarana Produksi

  Kelembagaan pelaku utama perikanan sebagai unit penyedia sarana dan prasarana, erat hubungannya dengan fungsi unit produksi perikanan. Misalnya dalam  sebuah  produksi  budidaya ikan gurame, kelompok dapat berperan sebagai penyedia benih ataupun sarana produksi lainnya.

4. Unit Produksi
    Kelompok pelaku utama perikanan sebagai unit produksi, erat hubungannya dengan fungsi wadah kerja sama. Misalnya  kelompok pembudidaya  ikan  gurame, dalam  pengadaan  sarana  produksi,  perkreditan, dan pemasaran hasil, sehingga dengan melaksanakan kegiatan produksi secara bersama-sama akan lebih efisien.

5. Organisasi Kegiatan Bersama
   Kelembagaan pelaku utama berfungsi sebagai organisasi kegiatan bersama  dimana  pelaku utama akan belajar mengorganisasi  kegiatan secara bersama-sama melalui pembagian dan pengkoordinasian pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan bersama.

6. Kesatuan Swadaya dan Swadana
   Kelembagaan pelaku  utama perikanan sebagai  kesatuan  swadaya  dan swadana merupakan kelembagaan yang mandiri, baik dalam hal penyelesaian masalah bersama maupun dalam penguatan dan pengembangan modal usaha anggota, misalnya melakukan pemupukan modal bersama untuk menyediakan modal bagi  anggotanya  melalui  penumbuhan  budaya  menabung,  iuran,  dan sebagainya.  Dengan  demikian,  anggota  mendapatkan  kemudahan  dalam mendapatkan  modal  usaha,  bermitra  dengan  lembaga  keuangan,  serta mempermudah dalam akses pemasarannya.
 

Sumber : Kepmen KP Nomor KEP.14/MEN/2012